Kapan aku kembali ke pelukanmu yang hangat adalah hal yang aku ulang-ulang. Kapan aku menggenggam tanganmu yang hangat juga adalah hal yang aku ingat-ingat. Kapan aku melihatmu tertidur pulas di sampingku adalah hal yang aku telusuri. Di mana jejaknya. Di mana temunya. Bilamana pelukan itu datang? Atau aku harus pulang.
Sunrise sudah kembali berputar atas suara lembut Norah Jones. Tidak ada yang akan ingat. Cuma aku yang ingat. Setelah hari ini atau bahkan kemarin. Kemudian kamu kembali menyelinap ke duniamu yang sibuk. Tidak ada yang akan menengok.
Kalau sampai lagu ke lima terputar, maka genap lima belas menit aku termenung melihat tembok putih sekaligus layar putih yang sedari tadi menantang. Tenang tapi penuh keangkuhan, terlalu percaya diri berpikir aku tidak bisa menghantam atau menghancurkannya. Kamu sudah dalam keadaan pecah belah, berserak. Bersamaan dengan deru napas yang makin memburu. Bagaimana caranya aku menghancurkanmu tapi tetap dapat pelukmu?