Dirasa-rasa ada benarnya. Ketika mimpi-mimpi itu terus ada, dia akan menjadi sebagai alarm ketika lesu menghadapi hidup mulai terasa. Kerja keras juga perlu dengan batas. Bukan pada prinsipnya tapi lebih pada kesadaran akan pentingnya kesehatan. Istirahat dari rutinitas dengan cara masing-masing yang berbeda. Nah, biasanya akan dimulai dulu dengan impian-impian kecil. Mau ini mau itu. Tidak perlu dulu jauh-jauh dan muluk untuk mimpi besar seperti keliling Eropa atau Kotak Bercahaya, Ka'bah. Tapi lebih seperti keinginan untuk sekedar menyesap kopi buatan ibu atau teh teman biskuit manis di sebuh sore di selasar rumah. Itu juga bisa saja menjadi mimpi untuk seseorang, ketenangan dengan sensasi berbeda dari setiap indera manusia.

Kemudian ketika mimpi-mimpi itu berkembang lebih besar dan melingkupi semesta dengan asa-asa, kesadaran bisa jadi muncul seketika untuk membuat semua impian menjadi kenyataan. Oleh karena itu mereka akan menemukan peran penting dalam memunculkan semangat seseorang yang mulai jauh dari dirinya atau menyentil keterjagaan yang mulai redup dari cahayanya. Karena biasanya, pemimpi yang benar adalah pemimpi yang berani ambil langkah membuat mimpinya jadi nyata. 

tidak muluk bukan jika ingin menggapai puncak bersama?

tidak berlebihan bukan jika saja aku katakan bahwa ini adalah perjalanan termanis sampai saat ini?

langit cerah, udara tenang, dan teman yang membuat hati senang

salam permai dari si Ciremai

17 Agustus 2014

courtesy of Wardah