Ode bulan Agustus #3

By orangemitrada - 7.9.17



Parade Paduan Suara

#ODEBentara3
Di Bentara Budaya Jakarta
24-25 Agustus 2017


Kalau jalan sama Mba Lina, lebih baik random dan dadakan. Yang demikian yang justru terlaksana. Tidak pakai rencana panjang, tidak bertele-tele. Dulu ke Negeri Matahari Terbit adalah kerandoman paling jauh. Kali ini randomnya masih dalam area terjangkau baik dari segi biaya dan waktu. Ajakan di sebuah grup obrolan untuk hadir ke sebuah acara pagelaran seni. Hanya butuh sebentar waktu untuk memperhatikan nama acara, waktu dan tempat yang tertera pada poster digital yang ia kirim, sayapun mengiyakan untuk hadir di acara tersebut bersamanya.
Ialah Parade Paduan Suara Ode Bulan Agustus #3. Sebuah acara tahunan yang sudah masuk tahun ketiganya digelar di Indonesia. Setelah sebelumnya ada di Bali, Jogja, dan Solo yang menjadi tempat penyelenggaraan, tahun ini  saya bisa lihat di Jakarta untuk menghadiri pertujukkan yang bertemakan nasionalis ini.


Semangat kebangsaan dan kecintaan pada tanah air, perlu terus digaungkan terutama di kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa. Salah satu bentuk mengobarkan semangat cinta tanah air adalah dengan mengidungkan lagu-lagu perjuangan dan lagu-lagu daerah yang merupakan karya anak bangsa di pentas Ode bulan Agustus.
Melanjutkan tradisi yang sudah dimulai di tahun 2015 lalu, Ode Bulan Agustus #3 kembali hadir dengan menampilkan lebih banyak kelompok Paduan Suara Mahasiswa.
Bentara Budaya Jakarta selama 2 hari tersebut menampilkan sejumlah kelompok Paduan Suara Mahasiswa, antara lain Paragita Universitas Indonesia, Chamber Singers Universitas Pelita Harapan, Ultima Sonora Universitas Multimedia Nusantara, Agria Swara Institut Pertanian Bogor,  Trilogi Choir Universitas Trilogi, PSM UIN Syarif Hidayatullah, Gita Tirtayasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, The Voice of Universitas Bunda Mulia, Gita Advayatva UPN Veteran Jakarta, Bentara Muda Choir, Trischmavoca Universitas Trisakti.
Pada hari kedua, seluruh kelompok Paduan Suara Mahasiswa inilah yang berkolaborasi dengan alunan musik dari Didiet Violin Group (DVG), Lea Simanjuntak, Jubing Kristianto, Jamaica Café, dan kawan-kawan.

Nah, berhubung saya baru diajak tanggal 25 nya saja, jadi saya tidak lihat secara detail performa tiap paduan suara yang ikut serta dalam acara ini. Tapi saya sangat senang, karena di hari ke dua ini saya bisa  menyaksikan  penampilan bagus dari musisi-musisi hebat tanah air. Selain itu, paduan suara yang sehari sebelumnya sudah tampil secara solo, pada hari kedua ini berkolaborasi dengan pada musisi untuk menampilkan medley lagu-lagu perjuangan Indonesia.

What a wonderful experience!

Sejak tahu nama Lea Simanjutak dan Jubing Kristianto di ranah musik Indonesia, saya tidak pernah tidak kagum pada karya mereka. Buat saya, Lea selalu berhasil menampilkan performa terbaik di setiap aksi panggungnya. Suara terjaga dan ekspresi yang tepat pada saat membawakan setiap nada. Sedangkan Jubing, wuih jangan ditanya! Dabest! Jari-jarinya keriting bukan main. And I love everytime he plays his guitar. Terpujilah Allah yang menganugerahakan mereka sebuah talenta terbaik dalam hidup dan membuat hati mereka tetap baik pada sesama.
Alih-alih bicara tentang talenta bermain musik macam Om Jubing, di sekolah dulu saya punya kakak kelas namanya Bram. Dia juga piawai dalam bermain gitar. Jenis musik apapun dia pasti bisa. Bram selalu menjadi andalan dalam setiap waktu saat kelompok paduan suara sekolah kami akan mengisi sebuah acara baik dalam ranah internal ataupun eksternal, sampai ke Kementrian Perindustrian lho. Dengan gitarnya dia bisa membagi suara kami menjadi beberapa suara. Lalu harmoni nada akan tercipta karenanya. Dia Bram, kakak kelas yang cool! Kerap kali kalau lihat hasil dia bermain musik, saya punya harapan barangkali di masa depan nanti Bram bisa jadi seperti Om Jubing. Hehe J
Ah, sudah lama tidak lagi mengaktifkan suara saya dalam sebuah paduan suara. Saya rasa suara saya sekarang sudah tidak lagi bisa menyentuh nada terlalu rendah atau terlalu tinggi. Tapi jujur saja, setiap kali saya menyaksikan secara langsung sebuah paduan suara di mana pun itu, ada perasaan menggetarkan yang menyelusup ke dalam hati saya. Semacam rasa rindu. Pada paduan itu sendiri, atau pada teman-teman di dalamnya. Teman-teman GSA saya. 
Dan lagu-lagu kebangsaan tetap memiliki tempat istimewa di hati saya sebagai warga negara Indonesia. Lagu-lagu Indonesia yang aneka ragam bahasa dan nadanya. Lagu-lagu yang beragam jenis musiknya. Lagu-lagu yang memiliki banyak makna di dalamnya.
Salam Indonesia!

Untukmu Negeri Kita Garuda.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar