Fragmen 7: Pamit

By orangemitrada - 10.11.18


apakah aku pernah memberi tahumu, bahwa aku sebenarnya tidak begitu suka ketahuan ketika aku sedang menulis sebuah cerita atau membuat karangan tentang apa yang aku rasa? tapi aku senang, sungguh, aku sungguh senang ketika apa yang aku tulis kau baca dan kau percaya akannya. aku tersanjung.

dari sana mimpiku bermula, kepercayaanmu padaku tentang semua yang aku rasa dan tuliskan. kau akan membaca semuanya. kau akan berkata ini begini, itu begitu, tanpa ragu. tapi kau menyelipkan senyuman untuk setiap karyaku. kau adalah penggemarku yang nomor satu. kau tahu? aku rasa aku tak butuh penggemar lainnya di hidupku. kamu saja, kurasa itu cukup. lebih dari cukup.

-----
"ini naskah aku."
"yg terbaru?"
"bukan yang terbaru. yg selesai."
"masih yang itu? serius?"
"hm."
"..."
"aku pamit ya sekalian. makasih kalau kamu masih mau baca. kalau ga pun, kamu bisa tinggalin tulisan itu di tempat sampah. dah.."
"..."

bel kecil berdenting di pintu. aku keluar. dari kedai itu, dari hidupnya. itu keputusanku. bulat sudah. tidak ada kata berpisah. tidak ada colongan keluh kesah. tapi langkah kaki seiring cepat dengan air mata yang membuat wajah terlanjur basah.

aku selama ini berharap lebih tentangmu. tapi apa mau dikata, kesempatan dan waktu bukan milik kita. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar