Lelaki Hujan

By orangemitrada - 26.9.11

"Sejak kapan kau suka hujan, Rei?"
"Entahlah..", Rei tetap dengan kesibukan tangannya mencoba menggenggam hujan.
"Lalu apa bahagia yang kau rasa saat berhasil menyentuhnya, Rei?"
"Mungkin. Aku hanya berusaha menyatukan jiwaku, melebur bersama derasnya hujan. Hanya itu.." kali ini Rei menatapku lekat.
Aku tersipu, hanaya malu-malu mendengarnya. Tapi ikut menatapnya..

Muncul lagi pertanyaan..
"Kamu memujanya, Rei! Semua tentangnya. Apa kau mulai jatuh cinta, Rei?"

diam sejenak..
"Kau..tak perlu tahu itu cinta atau apapun itu namanya. Yang jelas aku merasa sangat senang ketika memandangnya, mendengarnya berdendang. Cukup kau rasakan saja dengan hatimu."
"Rei, lalu..."
"Sudahlah..nikmati saja harimu ini bersamaku. Tidak usah banyak tanya tentang dia kepadaku." Rei sambil tersenyum memandangku..
Lagi-lagi aku menghangat.

------

Percakapan itu masih saja menggelitik sebagian memoriku. Rei masih sama, menyukai hujan, menikmatinya, menantinya. Bahkan Rei rela menghabiskan waktu untuk seharina bersama dia, jika hari itu dia memang datang.
Rei tidak berubah. Rei selalu mencintai dia. Mencintai hujan..
Tapi aku yg berubah.

Reihan Rain Al Fajr

Aku hanya akan jadi bayangan hujan, Rei.
Tak akan pernah sama.
Aku ini terlalu kering untuk berbagi keceriaan bersamamu seperti hujan.


Reihan Rain Al Fajr
Lelaki Hujan yang datang menyapaku.
dan aku terusik karenamu....

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar