Manusia Lusuh dan Sebuah Cerita

By orangemitrada - 19.12.13

Ada manusia lusuh berjalan menelusuri sungai yang juga tak jauh berbeda dengannya. Tidak terawat sama sekali. Sungai panjang itu juga melewati tempatku. Malasnya, aku tidak pernah ingin tahu dimana muaranya nanti. Yang jelas dan pasti ujung-ujungnya akan ke laut lepas di sana, jauh tak tersentuh olehku sekarang.
Manusia lusuh masih berjalan seperti tidak ada tujuan, mata menerawang jauh sekali. Tidak berbinar. Tidak ada cahaya di sana. Tanpa alas kaki.
Dia hanya berjalan mengikuti angin, suara dunia, dan mau hatinya.

Manusia lusuh kini mulai lelah, tapi masih ada di pinggiran sungai. Aku masih bisa lihat. Apa saja yang ia lakukan. Detail bahkan. Manusia lusuh bersandar pada batu besar di bawah pohon. Matanya kini terpejam. Seperti sengaja menutup, tapi tetap awas pada suara. Ekspresi wajah masih sama. Lama. Lalu ada sebuah sunggingan kecil di sudut kanan bibirnya. Ia tersenyum.

hei!

Ini kali pertama aku melihat ia melakukannya sepanjang hidupnya di sekelilingku. Manusia lusuh tak pernah merasa bahagia. Sedikitpun tidak. Dia bilang dia tidak pernah punya alasan untuk bahagia. Untuk apa tersenyum. Tidak lama. Hanya hitungan detik saja. Lalu senyum singkat itu berlalu lagi. Ia berdiri lagi lalu jalan lagi menyusuri sungai yang sama. Aku masih jelas melihatnya. Tidak perlu teropong. Kini ada yang berbeda dengan manusia lusuh.

Dia tetap manusia lusuh, berjalan di sungai yang sama, dan aku yang sama, tapi mata itu kini bercahaya. Ada binar. Ada kata-kata tak terucap tapi jelas terbaca.

Photo from here
....aku bisa bahagia dengan mulai belajar melepaskan duka. kali ini jalanku akan terasa berbeda. lakukanlah, dan kau akan dapatkan yg sama. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar