Monolog

By orangemitrada - 6.12.16

Ada nada panjang yang ditahan untuk menghasilkan bunyi lebih lama, tapi seketika yang terlintas dalam benak adalah kamu. Tidak dipungkiri bahwa kamu adalah salah satu bagian terbesar dalam dia punya hidup. Tapi dia harus maju bukan, tidak bisa dia terus menerus dihantui olehmu. Kamu sudah hidup damai dengan caramu sendiri.
Ada gelagat tertahan ketika dia tidak sengaja bertemu dengan lelaki berperawakan kurus, tinggi, bersuara halus tapi tegas, berkulit coklat, dan bermata teduh. Dia tidak bisa menolak dengan cepat bahwa kenyataannya bukan kamu yang dia lihat melainkan orang lain. Biarkan dia hidup dengan tenang. Sekali lagi aku meminta secara tidak langsung padamu. 
Menyatakan bahwa kamu sudah tidak lagi eksis adalah bahasan paling sulit  yang harus aku ajukan padanya, baginya  kamu masih dunianya, jelas atau mulai samar. Baginya apa yang kamu lakukan padanya kini tidak lebih menyakitkan dengan apa yang sudah dia lakukan sebelumnya. Dia hanya terus saja menyalahkan diri sendiri tentang apa yang terjadi. Padahal buatku bisa saja kamu memang ambil keuntungan atas apa yang dia putuskan.
Aku bisa mencium bau akal licikmu, tapi dia tidak. Dia terlalu sayang padamu. 

Andai saja aku berhasil mengajaknya berbicara lebih terbuka, mungkin kamu tidak akan lagi pernah ada di dalam dunianya, selamanya, Sayangnya dia terlalu menutup diri, tidak membiarkan siapa-siapa lagi membuat dunia dalam dunianya. Atau mungkin dia hanya butuh waktu saja untuk menyadari bahwa memang kamu tidak patut diberi tempat istimewa lagi?

Ya, mungkin dia hanya butuh waktu sedikit lagi. 

Dan aku tetap bersedia untuk menunggu, juga sedikit lagi.

J.
6.12.16

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar