Ramadhan 1437 H

By orangemitrada - 23.8.18

Ramadhan is the holy month of intense prayer, fasting from dawn until dusk, and evening iftar feasting for followers of Islam around the world. Mandatory.
.
.
.


.
Journey. Destiny.
.
.
.
.

Apa-apa yang baik yang dijalankan manusia pada bulan ini seperti main game saat happy hours. Berlipat-lipat dapat XP alias ganjaran. Perihal pahala atau yang lain mari kita percayakan saja pada Tuhan pemilik semesta.
Termasuk saya yang berniat dan  berusaha tetap pada rencana untuk menjadi manusia yang lebih baik, setidaknya untuk diri saya sendiri dulu. Bukan perihal mudah membiasakan lagi bangun untuk sahur setelah sekian lama absen dari puasa sunnah atau bangun malam untuk mensucikan badan dari najis lalu bersujud,  bersungkur di hadapan Illahi setelah sekian lama terlena dengan lelahnya kerja lalu lelapnya tidur panjang sampai pagi lagi.
Saya bersyukur, saat ini lingkungan saya masih lingkungan yang sangat kondusif untuk berbuat baik, taat pada aturan agama, dan menjalankan syariat. Tidak ada yang pernah tahu, beberapa waktu mendatang entah di tanah mana saya  berpijak, di daerah mana saya tinggal, dan apakah juga waktu masih berpihak?

Rasanya, begitu singkat untuk saya sadar lagi dan memulai rutinitas kebaikan untuk mengikis segala keburukan yang ada di dalam diri. Tapi kembali pada diri kita sendiri bukan? Bukankah Ramadhan sebagai tempat latihan dan kita bisa terus lakukan di waktu seterusnya, lagi, terus, dan kontiniti?

Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, menjaga  kebaikan, dan berada dalam lingkungan kebaikan.

Anyway, sebagai bentuk kenang-kenangan saya terhadap dua sahabat baru saya di Ramadhan kemarin, saya akan menuliskan tentang mereka di sini. Namanya adalah Nurul dan Anip. Mereka adalah santri perempuan yang akhirnya tidak jadi pulang berlibur karena diminta Abah untuk menemani saya selama mengisi waktu di pondok Al-Islahiyah. Usia mereka di bawah saya, tapi panggilan "Mba" tetap saya tambah di depan namanya.

Selama saya di sana saya banyak berpikir dan merenungkan apa saja yang sudah saya lakukan selama ini dan saya harus  apa lagi di waktu selanjutnya. Saya sengaja meninggalkan ponsel di rumah dengan tujuan simpel. Saya tidak ingin diganggu atau terganggu selama ada di sana.

Berhubung saya datang ketika masa pembelajaran di pondok sudah selesai, Abah mempersilakan saya untuk tinggal dan melakukan kegiatan sehari-hari saja. Kata Abah, saya mungkin tidak dapat kesempatan untuk belajar seperti rencana saya awalnya tapi semoga ada nilai-nilai kebaikan yang bisa saya dapat dari tempat itu. Dan ternyata..I got it! Saya jadi teringat pada suatu season training yang pernah saya dapatkan sekitar 2 tahun lalu, saya pernah tulis tentang kelebihan saya yaitu bisa mengambil sisi positif dari kejadian apapun. Apapun. Itulah yang terjadi. Meski tidak sesuai rencana, saya justru bahagia-bahagia saja karena ada hal baru, teman baru, dan pembelajaran baru yang saya dapat.


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar