Semesta Bicara

By orangemitrada - 3.1.20

Ada yang hilang dan selalu akan ada yang datang. Sebagai kesempatan baru untuk mendapatkan yang terbaik dari sebuah perjalanan waktu. Kalau dulu soal banjir hanya bisa lihat di tv, tahun ini semua terjadi di depan mata. Teman sendiri. Lingkungan terdekat selama tinggal di Jakarta. Tapi ini bukan hanya soal air. Ini tentang sesuatu yang lebih besar tapi juga mengalir.

Perasaan kita.

Kita memandang sebuah masalah di masa lalu cenderung sebagai benalu. Parasit yang mesti dienyahkan jika perlu. Tapi mereka tumbuh dengan cepat, menginang pada rasa sakit dan dendam serta kecewa. Tidak akan pernah bisa lenyap begitu saja. Tidak jika kita tidak pernah berani membabat habis masa lalu beserta inang yang dia gantungi. 
Kebun sebelah berbunga indah, kita masih berharap tanaman kita pun serupa indahnya. Kita lupa, kita belum berani membasmi benalu sampai tidak lagi tersisa. Lantas mau bunga yang seperti apa?
Itu kenapa akhirnya Tuhan mengirimi kita hujan yang begitu panjang. Sedari dini hari hari sampai malam hari. Mengurung kita di sebuah kenyataan bahwa air sekalipun bisa begitu berbahayanya jika datang secara berlebihan. Sama seperti perasaan kita. Tidak pernah baik jika serba berlebihan.

Dan semua analogi kita malam ini, mari kita renungkan lagi. Apa benar kita sudah mengerti apa kata semesta?



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar